AFTERSHOCK

 

Entah karena sudah terbiasa atau bagaimana. Setiap kali naik kereta, selalu saja saya ingin menuliskan sesuatu untuk kamu, blogku. Sesedikitpun atau setidakpenting apapun.

Sore tadi bersama sahabat2, saya sempatkan mengunjungi sebuah pusat perbelanjaan besar yang baru saja dilaunch. Kebetulan salah seorang teman baik yang menjadi salah seorang manager disana mengabarinya beberapa bulan yang lalu.

Saya mengangguk saja ketika ditawari menonton suatu film baru. Padahal saya belum pernah dengar judulnya, apalagi membaca sinopsisnya (padahal biasanya HARUS). Judulnya AFTERSHOCK. Tapi satu kata saya untuk film ini : mengharukan!

Diambil dari kisah nyata gempa bumi di China pada tahun 1976. Kisah seorang ibu yang harus berjuang menyelamatkan kedua anaknya dari reruntuhan rumah mereka sendiri. Dan tragisnya harus mepilih mana yg diselamatkan. Yang laki2 atau yang perempuan. Jika akan menyelamatkan yg laki2, yg perempuan harus mati terkena beton. Pun sebaliknya. Dan ironisnya percakapan ibu dan tentara penyelamatini terdengar sampai dibawah reruntuhan, terdengar oleh telinga kecil anak2 itu.. Padahal semua berusaha berteriak minta diselamatkan.. Apa yg dirasakan ketika ibunya tidak memilih menyelamatkannya? Padahal pada akhirnya dia bisa bertahan hidup juga?

Filmpun berlanjut dengan setting gempa bumi yang memilukan. Sampai dimana semuanya harus berjuang melanjutkan kehidupan masing2. Biarpun film ini drama, tapi setiap scenenya tidak membosankan. Semua berjalan natural. Alur fim dan konflik2 yang terbangun sangat realistis dan nyata. Tentang manusia biasa yang jg punya prasangka, ego, amarah, harga diri, dan keputusasaan..

Film ini mengajarkan banyak tentang arti kasih sayang keluarga, tentang bagaimana caranya menghadapi kerasnya hidup meski dengan kekurangan fisik, tentang sebuah cita cita & pengorbanan, tentang sebuah ketegaran & rasa syukur, tentang arti kehilangan dan tentunya tentang arti hidup itu sendiri.

Di tengah film2 bombastis yg hanya mengedepankan teknologi tetapi miskin pesan, film sederhana ini justru hadir membawa sarat makna. Dengan setting, budaya, dialog dan nilai2 yang ‘china’ sekali, film ini rasanya sangat berkesan. Saudara2 kita yang tionghoa saya rasa wajib menonton film ini. Dan jika anda wanita dan termasuk tipe orang yang melankolis, rasanya anda wajib menyiapkan tissue sebelum membeli tiket film ini.

Selamat menonton

Belajar Arti Kesederhanaan

Hidupnya sederhana
Kerjanya hanya sebagai seorang pegawai negeri
Rendahan
Namun dia sangat berdedikasi
Hari-harinya hanya diisi dengan kerja, lembur dan lembur
Pengabdian katanya

Anaknya banyak, tidak tanggung2 : 6 orang.
Bukan karena tidak tahu diri dengan keadaan ekonomi tapi karena dia sangat mencintai keluarganya.
Gaji bulanannya tentu tdk mencukupi untuk membiayai kebutuhan anak2nya.
Sehingga diapun terpaksa mencari tambahan kesana kemari
Membantu mnyediakan kebutuhan org2 di sekitarnya, mulai rokok, baju, sarung hingga televisi dan sepeda motor
Istrinyapun sampai membuka toko kecil2an disela kesibukan mengasuh semua anak2nya
Semua pengeluaran dihitung dengan cermat, dicukup2kan
Sampai ta terpikir untuk kelayakan diri sendiri.
Hidup sehemat2nya demi berusaha untuk menyekolahkan semua anaknya setinggi mungkin.
Agar kelak hidup mereka tdk sesulit dirinya.

30 tahun akhirnya berlalu.
Keenam anaknya memang sudah jadi orang semua.
Namun banyak hal terjadi diluar bayangannya.
Sarjana jaman sekarang tentu tidak seperti jaman dulu.
Hidup jaman sekarang tdk semudah hidup di eranya dulu.
Kebahagiaan dan kebanggaan tidak bisa sekedar diukur dari materi.
Berbagai masalah menjadi bagian dari hidup anak2nya
Dan itu tetap menjadi beban pikirannya hingga kini.

Sampai satu saat..
Tubuh kecilnya harus terbaring di rumah sakit
Dokter mendiagnosa ada masalah di usus karena 30 tahun menahan urusan belakang di setiap pagi.
Terburu2 apel pagi dikantor dan mendahulukan anak2nya yg banyak yg harus berangkat ke sekolah.
Luar biasa.
Impact dari perjuangan masa mudanya.

Dan alhamdulillah operasinya dilancarkan.
Dokter berpesan agar mengurangi makan dan memperbanyak serat
Pun tubuhnya menjadi kian kurus saja..

30 tahun memang sudah berlalu.
Namun ia masih seperti yang dulu.
Semangat kerja kerasnya terpahat di setiap kerut wajahnya
Jiwa bersahajanya tak pernah bisa pudar.
Dia masih lebih suka memakai baju2 murah.
Baju2 usang..
Baju2 bagus pemberian anak2nya selalu tertumpuk dilemari.
Alasannya : eman2, masih ada yang bisa dipakai.
Bahkan kadang dia terpaksa bersitegang dengan anak2nya.
Yang malu dengan tetangga melihat ayahnya keluar memakai kaos ta layak
Kaos kedodoran yang membungkus tubuh kurusnya.
Yang sudah kecoklatan dan tidak layak pakai.
Bahkan kadang berlubang.
Seolah anak2nya tdk mengerti dan tidak pernah membelikan baju layak untuk orangtuanya…
Tapi dia selalu saja bersikeras bahwa dia sudah bahagia dengan ini

Dan orang itu adalah…
Ayahku..
Selamat Ulang Tahun ke 71 Bapak
Semoga engkau selalu sehat, makin dekat dengan Allah dan bahagia
Bahagia menjalani hari2mu

Ibu, keenam anak2mu,ketiga menantu dan keempat cucumu tidak pernah berhenti mendoakanmu agar engkau selalu sehat.
Amin.

*ditulis saat terpekur. Saat engkau menasehatiku..
Bapak sudah cukup bersyukur. Simpanlah saja uangmu. Karena suatu saat kamu menikah dan butuh banyak biaya.. 
Bapak ingin saya segera menikah? Saya hanya ingin membahagiakanmu dulu Pak..

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑